CAGAR BUDAYA
DI KABUPATEN PEMALANG
YANG WAJIB UNTUK DIDATANGI
Benda cagar budaya merupakan kekayaan
bangsa yang penting artinya bagi pemahaman dan pengembangan sejarah, ilmu
pengetahuan, dan kebudayaan, sehingga perlu dilindungi dan dilestarikan demi
pemupukan kesadaran jatidiri bangsa dan kepentingan nasional.
Berbagai Benda Cagar Budaya tersebar
di berbagai tempat yang ada di kabupaten Pemalang, hal ini menjadi nilai
positif bagi pemerintah kabupaten Pemalang. Hal tersebut harus diimbangi dengan
upaya pemerintah kabupaten Pemalang untuk mengenalkan Benda Cagar Budaya yang
ada di Kabupaten Pemalang. Upaya dari masyarakat harus ada terutama pelajar
yang merupakan unsur terpenting dan paling berpengaruh kedepannya dalam
pengenalan Benda Cagar Budaya yang ada di kabupaten Pemalang. Namun hanya beberapa yang kita ketahui. Disini saya akan menyebutkan
sebagian Benda Cagar Budaya yang ada di Kabupaten Pemalang:
1.
Monumen Corps Armada IV Pemalang
Pendirian
monumen ini dimaksudkan untuk mengenang, dan menghormati keberanian serta
menghargai keberhasilan dan pengorbanan dari anggota pasukan Corps Marinier
Armada IV beserta rakyat setempat dalam pertempuran melawan tentara Belanda.
Pada waktu itu tentara Belanda menyerang daerah ini melalui darat pada tanggal
4 dan 6 Januari 1949 mereka juga dibantu dengan beberapa sorti pesawat udara P
15 Mustang di Watukumpul, Pemalang.
2.
Batu Di Desa Cikedung
Batu ini terletak di desa Cikedung,
Pemalang. Desa ini memiliki panorama alam yang indah dan masyarakatnya yang
telah berkembang dan telah memahami akan lingkungan membuat desa ini menjadi tempat
yang bagus untuk dikunjungi
3.
Rumah Ki Tondo
Gambar 1.3 Rumah Ki Tondo
Pada tahun 1890 M,
rumah didirikan oleh Ki Tondo di atas lahan seluas 3000 meter persegi. Nama
" Tondo " kemudian dianggap sebagai sesepuh desa sehingga daerah
tersebut dikenal dengan nama Ketandan.
Pada tahun 1932, rumah dibeli oleh seorang Kleptur R. Makmur Somo Wardoyo. Saat
ini kepemilikan rumah oleh Ibu Dien Aprisidiartini (istri Bapak Damiri Aziz).
4.
Klenteng Tjeng Gie Bio
Gambar 1.4 Klenteng Tjeng Gie Bio
Tempat
ibadah Tri Dharma Klenteng Tjeng Gie Bio berlokasi di Jalan Raya Pemalang –
Ulujami Km 40, Kecamatan Ulujami. Riwayat pendirian Klenteng Tjeng Gie Bio
dibangun pada tahun 1738 M berawal dari kedatangan tiga bersaudara yang berasal
dari daratan Tiongkok yang bernama Tan Giok Koen, Tan Tek Hwie dan Jaga Bilawa.
Marga Tan Jaga Bilawa tidak diketahui negeri asalnya karena telah memeluk agama
islam dan berprofesi sebagai juru mudi.
5.
Comal Baru
Gambar 1.5 Comal Baru
Comal Baru, adalah kawasan bekas pabrik gula yang sekarang masih digunakan
sebagai laboratorium penelitian tebu. walalupun secara fungsional pabrik gula
disana sudah tidak aktif, namun keberadaan laboratorium penelitian tebu yang
sangat berguna untuk menghasilakan tebu yang berkualitas yang nantinya akan membantu
menghasilkan gula yang berkualitas pula. Sebagai fasilitas penunjang kawasan
Comal Baru juga memiliki banyak tempat tempat yang menarik.
Taman bermain, kolam renang, Sport center seperti lapangan tenis, badminton dan basket pun ada
disana. Namun karena faktor pabrik yang sudah tidak aktif lagi jadi tempat
rekreasi itupun sekarang sedikit terabaikan. Kondisi ini menyebabkan kawasan
rekreasi disana sedikit kurang terawat. Seperti kolam renang yang airnya
berwarna hijau maupun taman bermain yang kotor dan berantakan. Namun terlepas
dari semua itu, kawasan yang tergolong bersejarah ini patut untuk di
pertahankan eksistensinya. Di bangun pada pemerintahan belanda dan sampai
sekarang masih tetap di gunakan walaupun hanya sebagai laboratorium.
6.
Bendungan Sungapan
Bendungan Sungapan ini dibangun pada abad 19 atau lebih
tepatnya tahun 1888. Bendungan ini pada masa dahulu dipergunakan untuk kepentingan
pabrik gula terutama pada masa Kolonial Belanda. Bendungan Sungapan ini airnya
disalurkan melalui sungai-sunngai antara lain Sungai Banteng yang dapat
dilayari beberapa kilometer dari pantai. Sungai ini dipergunakan untuk
kepentingan pabrik gula Sumberharjo. Selanjutnya Sungai Elon juga dapat
dilayari jauh dari muaranya dan dipakai untuk pabrik gula di Petarukan.
7.
Situs Plawangan
Situs plawang
terletak di tepi Pantai Pemalang atau Pantai Desa Lawangrejo Kecamatan Pemalang Kota. Pada jaman dahulu sebelum terjadi
perubahan geografis ada bekas laut karena masih terlihat bekas-bekasnya secara
jelas sehingga nama Plawangan yang artinya Lawang atau Pintu atau kori karena
letak geografis nampak seperti pintu dengan pelabuhan alamnya yang berupa teluk
yang masuk kedalam seperti lawang.
Pada
jaman dahulu Desa Lawangrejo merupakan pelabuhan alam yang berupa teluk yang
wujudnya seperti lawang sehingga disebut plawangan. Di depan pelabuhan alam itu
terbentang laut Jawa yang luas sehingga Plawangan merupakan pelabuhan yang
bagus.
8.
Arca Ganesha
Patung Ganesha
yang berada di kompleks Pemandian Moga, hingga kini masih menjadi sosok penuh
misteri. Tak seorang pun tahu pasti darimana muasal benda yang dipastikan
berusia purba tersebut.
Orang hanya tahu
patung tersebut sudah ada di tempatnya sejak jaman dulu, sejak Belanda masih
berkuasa di negeri ini. Tentu pendapat orang tentang keberadaan patung tersebut
bisa dipahami. Barangkali dikaitkan dengan deretan angka 1828 pada tembok
penyangga patung, yang dimungkinan merupakan tahun dimana patung tersebut
dimonumenkan oleh Belanda. Dengan dibuatkan tembok penyangga setinggi sekitar
70 sentimeter dari permukaan tanah.
DAFTAR PUSTAKA
1. mediarakyat99.com
kalau boleh tau ada SK penetapannya?
ReplyDelete