Friday 31 March 2017

Cagar Budaya Di Kabupaten Pemalang Yang Wajib Untuk Didatangi


CAGAR BUDAYA
DI KABUPATEN PEMALANG
YANG WAJIB UNTUK DIDATANGI

Benda cagar budaya merupakan kekayaan bangsa yang penting artinya bagi pemahaman dan pengembangan sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan, sehingga perlu dilindungi dan dilestarikan demi pemupukan kesadaran jatidiri bangsa dan kepentingan nasional.
Berbagai Benda Cagar Budaya tersebar di berbagai tempat yang ada di kabupaten Pemalang, hal ini menjadi nilai positif bagi pemerintah kabupaten Pemalang. Hal tersebut harus diimbangi dengan upaya pemerintah kabupaten Pemalang untuk mengenalkan Benda Cagar Budaya yang ada di Kabupaten Pemalang. Upaya dari masyarakat harus ada terutama pelajar yang merupakan unsur terpenting dan paling berpengaruh kedepannya dalam pengenalan Benda Cagar Budaya yang ada di kabupaten Pemalang. Namun hanya beberapa yang kita ketahui. Disini saya akan menyebutkan sebagian Benda Cagar Budaya yang ada di Kabupaten Pemalang:

1.     Monumen Corps Armada IV Pemalang
Gambar 1.1 Monumen Corps Armada Iv Pemalang
Pendirian monumen ini dimaksudkan untuk mengenang, dan menghormati keberanian serta menghargai keberhasilan dan pengorbanan dari anggota pasukan Corps Marinier Armada IV beserta rakyat setempat dalam pertempuran melawan tentara Belanda. Pada waktu itu tentara Belanda menyerang daerah ini melalui darat pada tanggal 4 dan 6 Januari 1949 mereka juga dibantu dengan beberapa sorti pesawat udara P 15 Mustang di Watukumpul, Pemalang.
2.   Batu Di Desa Cikedung

Gambar 1.2 Batu Di Desa Cikedung
Batu ini terletak di desa Cikedung, Pemalang. Desa ini memiliki panorama alam yang indah dan masyarakatnya yang telah berkembang dan telah memahami akan lingkungan membuat desa ini menjadi tempat yang bagus untuk dikunjungi
3.     Rumah Ki Tondo

Gambar 1.3 Rumah Ki Tondo
Pada tahun 1890 M, rumah didirikan oleh Ki Tondo di atas lahan seluas 3000 meter persegi. Nama " Tondo " kemudian dianggap sebagai sesepuh desa sehingga daerah tersebut dikenal dengan nama Ketandan. Pada tahun 1932, rumah dibeli oleh seorang Kleptur R. Makmur Somo Wardoyo. Saat ini kepemilikan rumah oleh Ibu Dien Aprisidiartini (istri Bapak Damiri Aziz).
4.     Klenteng Tjeng Gie Bio

Gambar 1.4 Klenteng Tjeng Gie Bio
Tempat ibadah Tri Dharma Klenteng Tjeng Gie Bio berlokasi di Jalan Raya Pemalang – Ulujami Km 40, Kecamatan Ulujami. Riwayat pendirian Klenteng Tjeng Gie Bio dibangun pada tahun 1738 M berawal dari kedatangan tiga bersaudara yang berasal dari daratan Tiongkok yang bernama Tan Giok Koen, Tan Tek Hwie dan Jaga Bilawa. Marga Tan Jaga Bilawa tidak diketahui negeri asalnya karena telah memeluk agama islam dan berprofesi sebagai juru mudi.
5.     Comal Baru                               
Gambar 1.5 Comal Baru
Comal Baru, adalah kawasan bekas pabrik gula yang sekarang masih digunakan sebagai laboratorium penelitian tebu. walalupun secara fungsional pabrik gula disana sudah tidak aktif, namun keberadaan laboratorium penelitian tebu yang sangat berguna untuk menghasilakan tebu yang berkualitas yang nantinya akan membantu menghasilkan gula yang berkualitas pula. Sebagai fasilitas penunjang kawasan Comal Baru juga memiliki banyak tempat tempat yang menarik.
Taman bermain, kolam renang, Sport center seperti lapangan tenis, badminton dan basket pun ada disana. Namun karena faktor pabrik yang sudah tidak aktif lagi jadi tempat rekreasi itupun sekarang sedikit terabaikan. Kondisi ini menyebabkan kawasan rekreasi disana sedikit kurang terawat. Seperti kolam renang yang airnya berwarna hijau maupun taman bermain yang kotor dan berantakan. Namun terlepas dari semua itu, kawasan yang tergolong bersejarah ini patut untuk di pertahankan eksistensinya. Di bangun pada pemerintahan belanda dan sampai sekarang masih tetap di gunakan walaupun hanya sebagai laboratorium.
6.     Bendungan Sungapan
Gambar 1.6 Aliran Air Bendungan Sungapan
Bendungan Sungapan ini dibangun pada abad 19 atau lebih tepatnya tahun 1888. Bendungan ini pada masa dahulu dipergunakan untuk kepentingan pabrik gula terutama pada masa Kolonial Belanda. Bendungan Sungapan ini airnya disalurkan melalui sungai-sunngai antara lain Sungai Banteng yang dapat dilayari beberapa kilometer dari pantai. Sungai ini dipergunakan untuk kepentingan pabrik gula Sumberharjo. Selanjutnya Sungai Elon juga dapat dilayari jauh dari muaranya dan dipakai untuk pabrik gula di Petarukan.
7.     Situs Plawangan
Gambar 1.7 Situs Plawangan
Situs plawang terletak di tepi Pantai Pemalang atau Pantai Desa Lawangrejo Kecamatan Pemalang  Kota. Pada jaman dahulu sebelum terjadi perubahan geografis ada bekas laut karena masih terlihat bekas-bekasnya secara jelas sehingga nama Plawangan yang artinya Lawang atau Pintu atau kori karena letak geografis nampak seperti pintu dengan pelabuhan alamnya yang berupa teluk yang masuk kedalam seperti lawang.
Pada jaman dahulu Desa Lawangrejo merupakan pelabuhan alam yang berupa teluk yang wujudnya seperti lawang sehingga disebut plawangan. Di depan pelabuhan alam itu terbentang laut Jawa yang luas sehingga Plawangan merupakan pelabuhan yang bagus.
8.     Arca Ganesha
Patung Ganesha yang berada di kompleks Pemandian Moga, hingga kini masih menjadi sosok penuh misteri. Tak seorang pun tahu pasti darimana muasal benda yang dipastikan berusia purba tersebut.
Orang hanya tahu patung tersebut sudah ada di tempatnya sejak jaman dulu, sejak Belanda masih berkuasa di negeri ini. Tentu pendapat orang tentang keberadaan patung tersebut bisa dipahami. Barangkali dikaitkan dengan deretan angka 1828 pada tembok penyangga patung, yang dimungkinan merupakan tahun dimana patung tersebut dimonumenkan oleh Belanda. Dengan dibuatkan tembok penyangga setinggi sekitar 70 sentimeter dari permukaan tanah. 

DAFTAR PUSTAKA
1. mediarakyat99.com 

1 comment: