UPACARA ADAT JAWA
Upacara adat adalah suatu ritual yang
dilakukan secara bersama-sama oleh kelompok masyarakat yang masih memiliki
keterkaitan etnis, suku, maupun kebudayaan untuk mencapai tujuan yang bersumber
pada nilai-nilai leluhur dan nenek moyang mereka. Di Jawa sendiri, ada beberapa
upacara adat yang tergolong cukup unik dan harus dikenalkan pada genarasi muda
agar warisan nenek moyang ini tetap lestari dan terjaga. Macam - macam upacara
adat tersebut antara lain :
1. Upacara Kendure
1. Upacara Kendure
Upacara adat
Jawa yang pertama adalah kenduren atau selametan. Upacara ini dilakukana
secara turun temurun sebagai peringatan doa bersama yang dipimpin tetua adat
atau tokoh agama. Adanya akulturasi budaya Islam dan Jawa di abad ke 16 Masehi
membuat upacara ini mengalami perubahan besar, selain doa hindu/budha yang
awalnya digunakan diganti ke dalam doa Islam, sesaji dan persembahan juga
menjadi tidak lagi dipergunakan dalam upacara ini.
Berdasarkan Berdasarkan upacara adat Jawa yang
satu ini terbagi menjadi beberapa jenis yang diantaranya:
1. Kenduren wetonan (wedalan) adalah upacara kenduren yang
digelar pada hari lahir seseorang (weton) dilakukan sebagai sarana untuk
memanjatkan doa panjang umur secara bersama-sama.
2. Kenduren sabanan (munggahan) adalah upacara yang dilakukan
untuk menaikan leluhur orang Jawa sebelum memasuki bulan puasa. Upacara
kenduren ini umumnya dilakukan di akhir bulan Sya,ban, sebelum ritual nyekar
atau tabur bunga di makam leluhur mereka lakukan.
3. Kenduren likuran adalah upacara kenduren yang digelar
pada tanggal 21 bulan puasa dan dilakukan untuk memperingati turunnya Al-Qur’an
atau Nujulul Quran.
4. Kenduren ba’dan adalah kenduren yang digelar pada 1
Syawal atau saat hari Raya Idul Fitri yang tujuannya untuk menurunkan arwah
leluhur ke tempat peristirahatannya.
5. Kenduren ujar adalah ritual upacara yang digelar jika
suatu keluarga Jawa memiliki hajat atautujuan, misal ketika hendak berkirim doa
pada arwah leluhur, khitanan, pernikahan, dan lain sebagainya.
6. Kenduren muludan adalah upacara adat Jawa yang digelar
setiap tanggal 12 bulan Maulud dengan tujuan untuk memperingati Maulid Nabi
Muhammad SAW.
2. Upacara
Grebeg
Selain upacara kenduren, di Jawa juga
dikenal Upacara Grebeg. Upacara ini digelar 3 kali setahun, yaitu tanggal 12
Mulud (bulan ketiga), 1 Sawal (bulan kesepuluh) dan 10 Besar (bulan kedua
belas). Upacara ini digelar sebagai bentuk rasa syukur kerajaan terhadap
karunia dan berkah Tuhan.
3. Upacara
Sekaten
Sekaten merupakan upacara adat Jawa
yang digelar dalam kurun tujuh hari sebagai bentuk peringatan hari kelahiran
Nabi Muhammad. Berdasarkan asal usulnya, kata Sekaten yang menjadi nama upacara
tersebut berasal dari istilah Syahadatain, yang dalam Islam dikenal sebagai
kalimat tauhid.
Upacara sekaten dilakukan dengan mengeluarkan kedua
perangkat gamelan sekati dari keraton, yaitu gamelan Kyai Gunturmadu dan
gamelan Kyai Guntursari untuk diletakan di depan Masjid Agung Surakarta.
4. Upacara
Ruwatan
Upacara
ruwatan adalah upacara adat Jawa yang dilakukan dengan tujuan untuk meruwat
atau menyucikan seseorang dari segala kesialan, nasib buruk, dan memberikan
keselamatan dalam menjalani hidup. Contoh upacara ruwatan misalnya yang
dilakukan di dataran Tinggi Dieng. Anak-anak berambut gimbal yang dianggap
sebagai keturunan buto atau raksasa harus dapat segera diruwat agar terbebas
dari segala marabahaya.
5. Upacara
Perkawinan Tradisional Jawa
Dalam pernikahan
adat Jawa dikenal juga sebuah upacara perkawinan yang sangat unik dan sakral.
Banyak tahapan yang harus dilalui dalam upacara adat Jawa yang satu ini, mulai
darisiraman, siraman, upacara ngerik, midodareni, srah-srahan atau peningsetan,
nyantri, upacara panggih atau temu penganten, balangan suruh, ritual wiji dadi,
ritual kacar kucur atau tampa kaya, ritual dhahar klimah atau dhahar kembul,
upacara sungkeman dan lain sebagainya.
6. Upacara Tedak
Siten
Upacara tedak
siten merupakan upacara adat Jawa yang digelar bagi bayi usia 8 bulan ketika
mereka mulai belajar berjalan. Upacara ini dibeberapa wilayah lain juga dikenal
dengan sebutan upacara turun tanah. Tujuan dari diselenggarakannya upacara ini
tak lain adalah sebagai ungkapan rasa syukur orang tuanya atas kesehatan
anaknya yang sudah mulai bisa menapaki alam sekitarnya.
7. Upacara
Tingkepan
Upacara
tingkepan (mitoni) adalah upacara adat Jawa yang dilakukan saat seorang wanita
tengah hamil 7 bulan. Pada upacara ini, wanita tersebut akan dimandikan air
kembang setamandiiringi panjatan doa dari sesepuh, agar kehamilannya selamat
hingga proses persalinannya nanti.
8. Upacara Kebo
Keboan
Masyarakat
Jawa yang mayoritas bekerja sebagai petani juga
memiliki ritual upacara tersendiri. Kebo-keboan –begitu namanya, merupakan
upacara adat Jawa yang dilakukan untuk menolak segala bala dan musibah pada
tanaman yang mereka tanam, sehingga tanaman tersebut dapat tumbuh dengan baik
dan menghasilkan panen yang memuaskan. Dalam upacara ini, 30 orang yang
didandani menyerupai kerbau akan diarak keliling kampung. Mereka akan didandani
dan berjalan seperti halnya kerbau yang tengah membajak sawah.
9. Upacara Larung Sesaji
Upacara larung
sesaji adalah upacara yang digelar orang Jawa yang hidup di pesisir pantai
utara dan Selatan Jawa. Upacara ini digelar sebagai perwujudan rasa syukur atas
hasil tangkapan ikan selama mereka melaut dan sebagai permohonan agar mereka
selalu diberi keselamatan ketika dalam usaha. Berbagai bahan pangan dan hewan
yang telah disembelih akan dilarung atau dihanyutkan ke
laut setiap tanggal 1 Muharam dalam upacara adat Jawa yang satu ini.
No comments:
Post a Comment